Senin, 21 November 2011

Aku Ingin

Oleh : Sapardi Djoko Damono
 Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

1 Tamparan untuk 3 Pertanyaan

Ada seorang pemuda yang lama sekolah di luar negeri. Karena telah lulus, ia pun kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah, ia meminta kepada orang tuanya untuk mencarikan seorang guru agama, kiyai atau siapa saja yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut, yaitu seorang kiyai.

Pemuda : (dengan sombongnya) Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?

Kiyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya insyaallah saya akan menjawab pertanyaan anda.

Pemuda : Anda yakin? Sedangkan Profesor dan banyak orang yang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya.

Kiyai : Insyaallah saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.

Pemuda itu mulai bertanya tentang apa yang akan ia tanyakan.
Pemuda : Saya ada 3 pertanyaan;
1.Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya!
2. Apakah yang dinamakan takdir?
3. Kalau setan diciptakan dari api, kenapa dia dimasukan ke neraka yang dibuat dari api? Tentu tidak menyakitkan buat setan sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba kyai tersebut menampar pipi pemuda tadi dengan keras...PLAAKK!!

Pemuda itu dengan keheranan bertanya sambil menahan rasa sakit ; Kenapa anda marah kepada saya....???
Kiyai pun menjawab : Saya tidak marah.Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.

Pemuda (dengan keheranan ia berkata) : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.

Kiyai itu menerangkan sambil bertanya : Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit.(jawab pemuda itu).

Kiyai : Jadi anda percaya bahawa sakit itu ada.....???

Pemuda : Ya!

Kiyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu!!

Pemuda : Saya tidak bisa.

Kiyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama. kita semua merasakan wujud Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.

Kiyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?

Pemuda : Tidak.

Kiyai : Apakah pernah terfikir oleh anda akan menerima tamparan dari saya hari ini?

Pemuda : Tidak.

Kiyai : Itulah yang dinamakan takdir.

Kiyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?

Pemuda : Kulit (jawabnya)

Kiyai : Terbuat dari apa pipi anda?

Pemuda menjawab : Kulit....

Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda : Sakit.

Kiyai : Walaupun syaitan dijadikan dari api dan neraka juga terbuat dari api, jika Tuhan menghendaki maka neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk syaitan.

Senin, 07 November 2011

Berapa Sebenarnya Jumlah ayat Al-Quran?

Mungkin itu juga salah satu pertanyaan yang pernah mampir di benak anda. Semula saya percaya saja saat mendapat sebuah keterangan bahwa jumlah ayat Al-Quran secara keseluruhan adalah 6.666 ayat. Namun, saat membaca buku Membumikan Al-Quran karya M. Quraish Shihab, ternyata ada pendapat lain yang mengatakan kalo jumlah ayat Al-Quran adalah 6.226 ayat. Ini merupakan hasil penghitungan ulama' Kufah katanya. Sedangkan jumlah 6.666 adalah jumlah yang populer & dipegang luas dikalangan umat Islam. Tapi ternyata --menurut M. Quraish Shihab-- jumlah ini tidak diketahui dasarnya.
     Kemudian ada seorang teman di FB bertanya, berapa sih sebenarnya jumlah ayat Al-Quran; 6.666 atau 6.236 ayat? Wah wah… ada angka baru lagi nih, katanya sih temennya yang ngasih tau jumlah 6236 ini.
     Lalu saya coba tanya sama mbah google, e..e... malah angka yang saya dapat bermacam-macam. Dari ulama Madinah sendiri terjadi perbedaan; menurut Nafi’ jumlahnya 6.217 ayat. Sedangkan menurut Syaibah, jumlahnya 6.214 ayat. Lain lagi dengan Abu Ja’far, beliau mengatakan bahwa jumlahnya ada 6.210 ayat. 
     Menurut Ibnu Katsir, ulama Makkah mengatakan jumlah ayat Al-Quran 6.220 ayat. Lalu ‘Ashim yang merupakan ulama Bashrah mengatakan bahwa jumlahnya ialah 6.205 ayat. Hamzah yang merupakan ulama Kufah sebagaimana yang diriwayatkan mengatakan bahwa jumlah ayat Al-Quran 6.236 ayat. Dan pendapat ulama Syria sebagaimana yang diriwayatkan oleh Yahya Ibn al-Harits mengatakan bahwa jumlahnya ada 6.226 ayat. 
     Mana yang bener gan??? Daripada pusing-pusing, mending kita ambil mushaf dan hitung sendiri. Aha… ternyata angka yang saya dapat adalah seperti berikut :
Surat 1 - 5     :  7 + 286 + 200 + 176 + 120 = 789
Surat 6 - 10   :  165 + 206 + 75 + 129 + 109 = 684
Surat 11 - 15 :  123 + 111 + 43 + 52 + 99 = 428
Surat 16 - 20 :  128 + 111 + 110 + 98 + 135 = 582
Surat 21 - 25 :  112 + 78 + 118 + 64 + 77 = 449
Surat 26 - 30 :  227 + 93 + 88 + 69 + 60 = 537
Surat 31 - 35 :  34 + 30 + 73 + 54 + 45 = 236
Surat 36 - 40 :  83 + 182 + 88 + 75 + 85 = 513
Surat 41 - 45 :  54 + 53 + 89 + 59 + 37 = 292
Surat 46 - 50 :  35 + 38 + 29 + 18 + 45 = 165
Surat 51 - 55 : 60 + 49 + 62 + 55 + 78 = 304
Surat 56 - 60 : 96 + 29 + 22 + 24 + 13 = 184
Surat 61 - 65 : 14 + 11 + 11 + 18 + 12 = 66
Surat 66 - 70 : 12 + 30 + 52 + 52 + 44 = 190
Surat 71 - 75 : 28 + 28 + 20 + 56 + 40 = 172
Surat 76 - 80 : 31 + 50 + 40 + 46 + 42 = 209
Surat 81 - 85 : 29 + 19 + 36 + 25 + 22 = 131
Surat 86 - 90 : 17 + 19 + 26 + 30 + 20 = 112
Surat 91 - 95 : 15 + 21 + 11 + 8 + 8 = 63
Surat 96 - 100 : 19 + 5 + 8 + 8 + 11 = 51
Surat 101 - 105 : 11 + 8 + 3 + 9 + 5 = 36
Surat 106 - 110 : 4 + 7 + 3 + 6 + 3 = 23
Surat 111 - 114 : 5 + 4 + 5 + 6 = 20
Hasilnya ternyata 6.236 ayat, bukan 6.666 ayat,  6.226 atau yang lain.
     Perbedaan jumlah tersebut dikarenakan perbedaan cara menghitung basmalah pada tiap-tiap awal surah selain at-Taubah. Ada yang menganggap basmalah sebagai ayat, ada yang tidak. Begitu pula penghitungan ayat-ayat seperti Alif Lam Mim dlsb.
     Juga menurut riwayat, dahulu Rasulullah saw terkadang berhenti membaca dan menarik nafas. Pada saat itu timbul asumsi pada sebagian orang bahwa ketika Nabi menarik nafas, di situlah ayat itu berhenti dan habis. Sementara yang lain berpandangan bahwa nabi saw hanya sekedar berhenti menarik nafas dan tidak ada kaitannya dengan berhentinya suatu ayat.
Lagian, Nabi saw saat itu juga tidak menjelaskan kenapa beliau berhenti dan menarik nafas. Dan tidak dijelaskan juga apakah berhentinya itu menunjukkan penggalan ayat, atau hanya semata-mata menarik nafas karena ayatnya panjang.
     Hal ini sama sekali tidak menodai kemuliaan Al-Quran. Kasusnya sama seperti perbedaan jumlah halaman mushaf dari berbagai versi percetakan. Ada yang tipis, tapi juga ada mushaf yang tebal karna tidak ada ketetapan dari Nabi saw bahwa Al-Quran itu harus dicetak dengan jumlah halaman tertentu.
Wallahu a’lamu bishshawab…